belum memiliki helm SNI?

JAKARTA, KOMPAS.com — Bagi Anda yang belum memiliki helm SNI dan tak sempat membarternya di Senayan, langsung saja datang ke showroom toko suku cadang dan aksesori sepeda motor AMX. Pasalnya, di tempat ini tengah digelar promo tukar helm SNI sejak 25 Maret-15 April mendatang.

Dari pantauan Kompas.com, di salah satu cabang showroom AMX di Lenteng Agung, kegiatan tukar helm SNI memang masih berlangsung. Setiap helm non-SNI milik konsumen akan dihargai Rp 10.000 per unit. Selanjutnya, helm kemudian ditukar tambah dengan dua merek produk, yakni BMC dan Tsunami.

Helm BMC dihargai Rp 110.000 per unit, dan Tsunami senilai Rp 72.000 per unit. "Tak ada persyaratan khusus terkait jenis helm yang ditukarkan, asalkan belum SNI, maka helm akan dihargai Rp 10.000 per unit," ujar salah satu penjaga toko saat dijumpai Kompas.com, Sabtu (3/4/2010).

Kegiatan ini berlangsung di semua cabang AMX yang berjumlah 39 tempat, tersebar di Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tengerang.

Direktur Operasional AMX Motor Andreas R Junaidy saat dihubungi Kompas.com mengatakan, program ini dilakukan untuk mendukung langkah pemerintah menerapkan peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib bagi produk helm yang sudah dilaksanakan per April 2010. Setiap harinya disediakan sekitar ribuan helm SNI dari dua merek tersebut.

"Total lumayan banyak, ya. Kami pasok secara berkesinambungan. Sambutannya ternyata di luar dugaan sampai pasokan itu kurang. Kalau semua toko selama promo bisa mencapai 20.000 unit kami siapkan," papar Andreas.

Informasi Penerapan Standar Wajib Helm ber-SNI :


01/03/2010


Terdapat data yang cukup mencengangkan terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor. Data Global Road Safety Partnership (GRSP), lembaga internasional berbasis di Jenewa, menyebutkan 84 persen kecelakaan di jalan raya melibatkan sepeda motor, dan 90 persen korbannya menderita luka parah di kepala. Sedangkan berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, pada tahun 2008 menyebutkan, dari 130.062 kendaraan yang terlibat dalam 56.584 kecelakaan lalu lintas yang terjadi, 95.209 di antaranya adalah sepeda motor (73 % dari total kendaraan yang terlibat).

Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor dapat mengakibatkan pengendara dan atau penumpangnya mengalami luka parah, atau bahkan sampai meninggal dunia. Hal ini salah satunya disebabkan karena minimnya perlindungan pada pengendara sepeda motor. Bila dibandingkan dengan mobil, sepeda motor tidak memiliki instrumen peredam, sabuk keselamatan (safety belt) dan kantong udara (air bag) guna menahan benturan. Memang sepeda motor memiliki keunggulan ukuran yang lebih kecil dibandingkan mobil. Hal ini membuat pengendara menjadi mudah untuk melaju dan bergerak di keramaian lalu lintas. Namun, hal ini jugalah yang kemudian dapat membuat mereka mudah terlibat dalam kecelakaan dan biasanya pengendara sepeda motor mengalami luka serius.

Tingginya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor ini, diiringi juga dengan fakta hasil penelitian di Indonesia, bahwa satu dari tiga orang yang kecelakaan sepeda motor mengalami cedera di kepala. Dampak lebih lanjut dari cedera di kepala dapat menyebabkan gangguan pada otak, pusat sistem syaraf, dan urat syaraf tulang belakang bagian atas. Gegar otak biasanya sulit untuk dipulihkan. Tentu saja hal ini dapat mengganggu ketentraman hidup yang bersangkutan dan keluarganya.

Guna melindungi pengendara sepeda motor, di Indonesia telah dibuat undang-undang tentang kewajiban memakai helm bagi pengendara sepeda motor. Undang-undang No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan pasal 106 ayat 8 mensyaratkan bagi semua pengendara sepeda motor dan penumpangnya untuk memakai helm yang memenuhi standar nasional Indonesia. Pengendara dan atau penumpang yang tidak memakai helm dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan, atau denda sebesar Rp, 250.000 ( dua ratus lima puluh ribu rupiah ).

Ketentuan mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia juga berlaku bagi setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah (pasal 106 ayat 7).

Untuk meminimalisir dampak kecelakaan sepeda motor (terutama pada bagian kepala), mengenakan helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia saat berkendara merupakan hal yang wajib mendapat perhatian khusus.

Pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan helm atau hanya menggunakan helm plastik/topi proyek (tidak memiliki pelindung dalam), jika kecelakaan akan mempunyai peluang luka otak tiga kali lebih parah dibanding mereka yang memakai helm yang memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia).


Dasar pemberlakuan standar Wajib Helm ber-SNI

Permen Perindustrian RI No. 40/M-IND/PER/4/2009 tentang Perubahan Atas Permen Perindustrian Nomor 40/M-IND/PER/6/2008 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Secara Wajib.

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010

Pasal 2

(1) Memberlakukan secara wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) atau revisinya terhadap Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua SNI 1811-2007 dengan pos tarif HS 6506.10.10.00.

(2) Pemberlakuan secara wajib SNI Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi helm yang digunakan pengendara kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah (terbuka).

Peraturan ini mewajibkan PERUSAHAAN dan IMPORTIR yang memproduksi dan memperdagangkan HELM di dalam negeri untuk memenuhi persyaratan SNI.

Pasal 3

Perusahaan yang memproduksi Helm Pengendara Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib :

(1) menerapkan dan memiliki SPPT-SNI Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan

(2) membubuhkan tanda SNI Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua pada setiap produk sesuai ketentuan yang berlaku

Pasal 4

Setiap Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang diperdagangkan di dalam negeri, yang berasal dari hasil produksi dalam negeri dan atau impor wajib memenuhi persyaratan SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

Helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia berarti telah memenuhi persyaratan material dan konstruksi, serta telah lolos berbagai pengujian.


FT
Full Text SNI Helm

SNI 1811-2007 menetapkan spesifikasi teknis untuk helm pelindung yang digunakan oleh pengendara dan penumpang kendaraan bermotor roda dua, meliputi klasifikasi helm standar terbuka (open face) dan helm standar tertutup (full -face).

1. Material :


Bahan helm harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0 derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama paling sedikit 4 jam dan tidak terpengaruh oleh radiasi ultra violet, serta harus tahan dari akibat pengaruh bensin, minyak, sabun, air, deterjen dan pembersih lainnya

b. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu

c. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi kekuatan terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari bersentuhan langsung dengan keringat, minyak dan lemak si pemakai.

Disain Lapisan Luar & Dalam :

1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell)

Di desain untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini biasanya terbuat dari bahan polycarbonate.

2. Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner)

Disebelah dalam lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya untuk dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari bahan polyatyrene (Styrofoam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yangh berfungsi menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras sementara kepala masih bergerak. Sewaktu ada tabrakan yang membenturkan bagian kepala dengan benda keras, lapisan keras luar dan lapisan dalam helm menyebarkan tekanan ke seluruh materi helm. Helm tersebut mencegah adanya benturan yang dapat mematahkan tengkorak.

3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding)

Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan tepat pada rongga helm.

Helm full face merupakan helm yang memberi perlindungan lebih dan terasa nyaman saat memakainya. Ini merupakan jenis helm yang paling aman. Helm jenis ini tetap memberikan jaminan pendengara terhadap suara dari lingkungan sekitar, melindungi dari angin dan matahari. Helm full face melindungi mata dari debu, polusi, hujan, serangga dan batu kecil yang mungkin terpental dari kendaraan lain. Dari beberapa pengujian menunjukkan bahwa helm full face tidak mengganggu penglihatan dan pendengaran. Jadi tidak ada alasan anda tidak menggunakan helm.


2. Konstruksi

Konstruksi helm harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

desaind2

klik gambar untuk ukuran penuh

a. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan peredam benturan dan tali pengikat ke dagu,

b. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 milimeter diukur dari puncak helm ke bidang utama yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian bawah dari dudukan bola mata,

c. Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah sebagai berikut:

Ukuran

Keliling Lingkaran Bagian dalam (mm)

S

Antara 500 – kurang dari 540

M

Antara 540 – kurang dari 580

L

Antara 580 – kurang dari 620

XL

Lebih dari 620



d. Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama tebal dan homogen kemampuannya, tidak menyatu dengan pelindung muka dan mata serta tidak boleh mempunyai penguatan setempat

e. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada permukaan bagian dalam tempurung dengan tebal sekurang-kurangnya 10 milimeter dan jaring helm atau konstruksi lain yang berfungsi seperti jaring helm.

f. Tali pengikat dagu lebarnya minimum 20 milimeter dan harus benar-benar berfungsi sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi dengan penutup telinga dan tengkuk,

g. Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang tingginya melebihi 5 milimeter dari permukaan luar tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi dengan bahan lunak dan tidak boleh ada bagian tepi yang tajam,

h. Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya 105 derajat pada tiap sisi dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat di bawah bidang utama.

i. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga, penutup leher, pet yang bisa dipindahkan, tameng atau tutup dagu.

j. Memiliki daerah pelindung helm

k. Helm tidak boleh mempengaruhi fungsi aura dari pengguna terhadap suatu bahaya. Lubang ventilasi dipasang pada tempurung sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan temperatur pada ruang antara kepala dan tempurung.

l. Setiap penonjolan ujung dari paku/keling harus berupa lengkungan dan tidak boleh menonjol lebih dari 2 mm dari permukaan luar tempurung.

m. Helm harus dapat dipertahankan di atas kepala pengguna dengan kuat melalui atau menggunakan tali dengan cara mengaitkan di bawah dagu atau melewati tali pemegang di bawah dagu yang dihubungkan dengan tempurung.

testa

3. Pengujian helm mencakup :

  • 1.uji penyerapan kejut,
  • 2.uji penetrasi,
  • 3.uji efektifitas sistem penahan,
  • 4.uji kekuatan sistem penahan dengan tali pemegang,
  • 5.uji untuk pergeseran tali pemegang,
  • 6.uji ketahanan terhadap keausan dari tali pemegang,
  • 7.uji impak miring,
  • 8.uji pelindung dagu dan 9.uji sifat mudah terbakar.
test2test3






















PROSES PERUMUSAN SNI Helm :

SNI1811-2007 ini merupakan revisi SNI No. 09-1811-1990, dengan mengadopsi dari standar internasional Rev. 1/add. 21/Rev.4 dari :

E/ECE/324 dan E/ECE/TRANS/505 Regulation No.22, uniform provision concerning the approval of protective helmets and visors for drivers and passangers of motor cycles and mopeds,

  • BS 6658:1985, Protective Helmet for Motorcyclists, dan
  • JIS T 8133:2000, Protective Helmet for Drivers and Passangers of Motor Cycle and Mopeds.


SNI ini dirumuskan oleh Panitia Teknis Kimia Hilir melalui proses/prosedur perumusan standar dan mencapai konsensus para anggota panitia teknis kimia hilir, konsumen, produsen dan lembaga pengujian dan juga instansi pemerintah terkait pada tanggal 7 Desember 2004 di Jakarta.


NOTIFIKASI PERATURAN PEMERINTAH RI ke WTO :

Indonesia, melalui BSN selaku Notification Body, telah menotifikasikan Regulasi Pemberlakuan SNI Wajib bagi Pengendara kendaraan Bermotor Roda ke WTO.

Dunia internasional (per 23 Juli 2008), menyambut dengan baik penerapan SNI wajib ini dengan tidak ada penolakan atau keberatan dari seluruh anggota WTO yang berjumlah 153 negara.

Bila dunia internasional menerima ketentuan ini,

mengapa kita tidak ?

CINTAILAH PRODUK DALAM NEGERI

&

JANGAN RAGU UNTUK MEMILIH DAN MENGGUNAKAN

HELM ber-SNI


Helm yang sesuai dengan SNI bila diikat dengan benar (sampai klik), akan melindungi kepala dengan baik. Apabila terjadi benturan dengan benda yang tidak bergerak, helm akan menghambat/meredam benturan yang tertuju ke tengkorak dan otak.

Helm yang baik adalah helm yang menutupi kepala secara penuh (full face) atau helm yang terbuka pada bagian muka hingga rahang (open face).

Tipe full face memberi perlindungan yang lebih baik dari angin, debu, air, batu dan serangga. Tipe ini juga memberi perlindungan lebih baik kepada rahang dan gigi.


www.bsn.go.id


LUMPUH WAJAH BAGI PENGENDARA MOTOR

Jangan anggap enteng terpaan angin yang terus-menerus menampar bagian wajah. Paparan secara intens ini berpotensi mengakibatkan kelumpuhan di wajah.

"Bahasa medisnya Bell's Palsy. Ini semacam stroke di wajah. Bedanya stroke dalam keadaan tak sadar. Bell's Palsy penderita masih dalam keadaan siuman," jelas dr. Enrico A. Rina ldi, kepala klinik PT Ristra Indolab..

Penyebab Bell's Palsy yakni angin yang masuk ke dalam tengkorak atau Foramen Stilo Mastoideum. Angin dingin dari arah depan ini membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar. Akibatnya syaraf terjepit. Ini yang menyebabkan kelumpuhan

Hal ini yang dialami oleh Widiarko Guruh, staf desain grafis Majalah MOTOR. "Wajah terasa kaku. Mata sulit digerakkan. Sekarang dalam proses fisioterapi. Kejadian yang sama juga dialami oleh beberapa pengendara di lokasi pengobatan," jelasnya.

Dari pengalamannya dan rekannya yang sesama penderita terungkap, mereka tidak menggunakan helm tertutup. Akibatnya, angin yang rutin menerpa bagian muka mengakibatkan syaraf nomor tujuh mengalami pembengkakan.

"Syaraf itu bernama Nervous Fascialis. Biasanya penderita mengalami gejala awal rasa nyeri di kepala, di dalam telinga dan sudut rahang. Timbulnya mendadak dan di pagi hari," jelas dokter yang juga pengendara Yamaha Mio 2006 ini.

Untuk itu, dr. Enrico mewanti agar pengendara motor tidak asal menggunakan perlengkapan keselamatan. "Helm fullface yang benar satu-satunya cara agar terhindar dari Bell's Palsy. Pilihlah helm yang tidak terlalu ketat juga tidak longgar," jelasnya.

Ia juga menegaskan penggunaan helm halfface ditambah google tidak cukup membantu. Sebab, peranti itu hanya melindungi bagian mata. Muke ente masih tetap akan tertampar angin.

Penderita Bell's Palsy mesti mendapat perawatan yang cepat. Dikasih Preadnisone. "Kecenderungannya mata juga kering. Teteskan tiap hari. Sebagian besar penderita akan sembuh spontan. Makin cepat pengobatan makin baik," ungkapnya.

PENTINGNYA BERJAKET

Selain itu dr. Endrico juga memberi wejangan. Bukan Cuma wilayah muka, bagian dada juga perlu mendapat proteksi. Kan masih banyak pengendara yang tidak mengindahkan bagian ini. Padahal, terdapat organ vital di sektor itu.

"Gunakan jaket tertutup. Angin dingin saat berkendara bisa membuat organ terganggu dalam waktu yang lama," jelasnya.

Ia juga menilai penggunaan windshield di beberapa motor cukup membantu menahan terpaan angin ke dada. "Selama tidak mengganggu keselamatan penggunaan windshield sangat baik," paparnya.


source : grup Facebook, Gorontalo Tiger Club
SEGENAP KELUARGA BESAR
TIGER ISKANDAR MUDA
MENGUCAPKAN
SELAMAT TAHUN BARU 2010





Ciao5.com Graphics & More

HASIL DRAWING PIALA DUNIA 2010 AFRIKA SELATAN


Piala Dunia, Event empat tahunan yang selalu ditunggu-tunggu tidak saja oleh para Bolamania tapi juga seluruh warga dunia. Piala Dunia FIFA ke-19 ini tahun depan akan dihelat di Afrika Selatan sejak tanggal 11 Juni sampai tanggal 11 Juli 2010. Ini adalah pertama kalinya turnamen ini diselenggarakan oleh negara yang terdapat di wilayah konfederasi CAF, sehingga menyisakan OFC sebagai satu-satunya konfederasi yang belum pernah menyelenggarakan Piala Dunia FIFA.

Pada 15 Mei 2009, Komite Eksekutif FIFA di Zurich memilih dengan hasil 14 suara berbanding 10 untuk kemenangan Afrika Selatan atas Maroko. Mesir tidak mendapatkan suara. Sebelumnya pada tanggal 14 Mei 2004, Tunisia mundur setelah tidak diperbolehkan untuk menjadi tuan rumah bersama dengan Libia.

Afrika Selatan maju ke putaran final secara otomatis, selaku tuan rumah penyelenggara. Namun Af-sel juga mengikuti Babak Kualifikasi Zona Afrika karena ini juga merupakan kualifikasi untuk Piala Afrika 2010. Hal ini menjadikan mereka tim tuan rumah pertama yang berpartisipasi dalam kualifikasi sejak Piala Dunia 1934. Sang juara bertahan, Italia wajib mengikuti babak kualifikasi dan tidak mendapatakan tempat secara otomatis.

Pengundian grup dilangsungkan di Pusat Konvensi Internasional Cape Town, Afrika Selatan pada 4 Desember 2009, mulai pukul 19.00 waktu setempat atau pukul 00.00 WIB. Upacara pengundian dibawakan oleh artis Afrika Selatan, Charlize theron yang didampingi oleh Sekretaris Jendral FIFA, Jerome Valcke.

Berikut merupakan ringkasan hasil drawing tersebut :

GRUP A

1. Afrika Selatan

2. Meksiko

3. Uruguay

4. Prancis

GRUP B

1. Argentina

2. Nigeria

3. Korea Selatan

4. Yunani

GRUP C

1. Inggris

2. Amerika Serikat

3. Aljazair

4. Slovenia

GRUP D

1. Jerman

2. Australia

3. Serbia

4. Ghana

GRUP E

1. Belanda

2. Denmark

3. Jepang

4. Kamerun

GRUP F

1. Italia

2. Paraguay

3. Selandia Baru

4. Slovakia

GRUP G

1. Brasil

2. Korea Utara

3. Pantai Gading

4. Portugal

GRUP H

1. Spanyol

2. Swiss

3. Honduras
4. Chile


Source: wikipedia.org